KETIKA CINTA MEREKAH
Gadis berkacamata, cupu, tidak cantik dan tidak menarik secara fisik, itulah kata-kata yang dapat digambarkan untuk seorang Nana. Lain halnya dengan Farah, dia begitu berbeda dengan Nana. Farah itu cantik, menawan, mempesona, menarik, percaya diri, dan terkenal disekolah namun, kecantikan fisiknya tidak diimbangi dengan kecantikan hatinya dia sering sekali berprasangka buruk (ber-negative thinking) pada seseorang, dia juga dapat dikatakan sebagai gadis yang egois.
Farah menyukai Raka murid pendiam yang sebenarnya humoris tapi berkepribadian misterius. Tapi Raka sebenarnya menyukai Nana. Bahkan hampir setiap pulang sekolah ia rela mengantarkan Nana pulang, meski terkadang harus menunggu hingga 2 jam karna Nana yang banyak tugas sekolah tambahan. Maklumlah Nana termasuk murid yang aktif dan dipercayai guru untuk melakukan kegiatan-kegiatan sekolah yang lain.
Apa yang membuat Raka menyukai Nana? Nana itu tidak secantik Farah, bahkan dapat dikatakan tidak ada cantiknaya sama sekali. Lalu Nana juga pernah membohongi Raka karna, pada suatu ketika Farah meminta bantuan Nana untuk mempertemukan mereka dalam konser musik klasik Maksim. Dan terpaksa membohonginya agar bisa membantu Farah.
Nana memang tidak secantik dan tidak semenarik Farah dan gadis lain disekolahnya. Namun, menurut Raka dia punya sesuatu yang membuat seseorang tertarik padanya. Apakah itu? Keramahan, kebaikan hati, kepintaran/kecerdasan dan sikapnya yang asik dalam pertemanan. Ujung-ujungnya menyangkut masalah hati tepatnya kebaikan hati.
Akhirnya, kita bisa menyimpulkan bahwa kecantikan bukan hanya dinilai dari luar (fisik). Tapi kecantikan juga dinilai dari dalam (hati). Bahkan jika kita sudah klop dan senang akan kepribadian seseorang juga ketika cinta merekah maka, terkadang fisik bukanlah lagi hal yang penting dalam menjalin tali kasih sayang.
Jumat, 19 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar